Rabu, 14 Mei 2014

INFORMASI PERPISAHAN

INFO PERPISAHAN DI LAKSANAKAN PADA TANGGAL 24 MEI 2014 DI SEKOLAH PUKUL 08.00 S.D SELESAI

Minggu, 06 April 2014

SMPN13 PUNYA RADIO

Menengok Sekolah di Pinggir Kota Menjelang PSB (3)
SMPN 13 Unggulkan Prestasi Olahraga, Punya Pemancar Radio
Kamis, 18 Juni 2009 - 10:25:00
|
Pro Kaltim
|
Dibaca : 949 Kali

Selama ini, sekolah-sekolah pinggiran mungkin hanya dipandang sebelah mata. Hal ini, karena letaknya yang dekat dengan perkampungan yang jauh dari keramaian kota. Padahal, banyak sekolah pinggiran yang berprestasi dan memiliki sarana lengkap.

Misalnya, SMP 13 Samarinda Lempake yang memiliki prestasi di bidang olahraga. Ada beberapa siswa di sekolah ini merupakan atlet binaan Pusat Pembinaan Latihan Pelajar (PPLP) Kaltim.

Wakil Kepala SMPN 13 Samarinda, Arnekad mengatakan, memiliki siswa yang menjadi atlet merupakan keuntungan tersendiri bagi sekolah ini. Meski begitu, masih ada sejumlah kendala terkait jadwal sekolah dengan jadwal training centre (TC) di PPLP Kaltim.

Sedangkan solusi yang ditawarkan, yaitu dengan memberi jam tambahan kepada atlet. “Biasanya, guru datang ke PPLP atau siswa yang menemui gurunya,” ujarnya.

Sekolah ini memang cukup jauh dari tengah kota. Kurang lebih 2 Km dari Jl DI Panjaitan, tepatnya

Sabtu, 05 April 2014

SKOI UN DI SMPN 13

20 Siswa SKOI UN di SMPN 13 Samarinda

April 26, 2011 by  
Filed under Kalimantan Timur
SAMARINDA – vivaborneo.com, Sebanyak 20 orang siswa Sekolah Menengah Terpadu Negeri Khusus Olahragawan Bertaraf Internasional (SKOI) Kaltim mengikuti ujian nasional (UN) tahun ini di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 13 Samarinda.
“Pekan lalu siswa SKOI Kaltim untuk jenjang SMA telah mengkuti UN di SMA Negeri 9 Samarinda dan hari ini selama empat hari kedepan dilanjutkan ujian untuk jenjang SMP yang diikuti 20 orang siswa terdiri dari tujuh pria serta 13 wanita,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim Dr H Sigit Muryono, usai melakukan monitoring UN siswa SKOI Kaltim di SMP Negeri 13 Samarinda, Senin (25/4).
Selain siswa SKOI yang mengikuti UN di SMP Negeri 13 Samarinda, juga terdapat siswa Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar (PPLP) Kaltim yang masih menjadi tanggungjawab Dispora Kaltim  mengikuti UN di sekolah tersebut  sebanyak 12 orang.
Menurut Sigit, pada dasarnya SKOI Kaltim telah memiliki ijin operasional dari Dinas Pendidikan  Kota Samarinda, namun demikian karena sekolah ini memiliki kekhususan maka harus didukung pula dengan paying hukum yang lebih jelas.
Sama seperti halnya dengan sekolah-sekolah khusus olahraga lainnya di Indonesia, maka SKOI Kaltim  masih menunggu surat keputusan bersama (SKB) Menteri Pendidikan Nasional (Mendinas) dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora)  serta Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
SKB tiga menteri tersebut ujarnya, merupakan payung hukum berdirinya SKOI Kaltim dan sekolah ini akan menjadi unit pelaksana teknis daerah (UPTD) yang akan berada dibawah satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Kaltim.
Namun, dilihat dari kekhususan yang dimilikinya saat ini maka SKOI Kaltim akan tetap berada di bawah Dispora Kaltim walaupun akan berubah status sebagai UPTD. Hanya saja, sistem pembelajaran yang akan diatur, seperti sistem klasikal atau modul.
“Kalau sistem klasikal seperti sistem kelas yang diikuti siswa belajar berkelompok  dan tingkatan mengikuti sistem belajar mengajar dari kelas satu hingga kelas tiga. Sedangkan sistem modul adalah pola pengajaran yang diberikan hanya pada mata pelajaran dan dalam waktu tertentu,” jelasnya.
Dalam sistem modul ini dilakukan karena diupayakan untuk meningkatkan prestasi olahraganya dan tidak mengabaikan prestasi pendidikan. Oleh karenanya, dalam pola ini dapat saja dilakukan integrasi sistem pembelajaran.
“Sesuai dengan kekhususan yang dimiliki SKOI, maka pola pendidikan tetap diperhatikan walaupun  lebih prioritas pada prestasi olahraganya. Kedepan, SKB menteri tersebut akan menjadi payung bagi mendukung kegiatan sekolah ini, sesuai dengan harapan danm keinginan Gubernur Kaltim agar di daerah ini  akan lahir atlet yang mampu berprestasi olahraga dan unggul dalam berpikirnya,” harap Sigit Muryono. (vb/mas)

SMPN13 TERANCAM TAMBANG

Tambang Ancam SMPN 13 Samarinda

August 12, 2011 by  
Filed under Berita
SAMARINDA – vivaborneo.com, Akitifitas tambang batubara dan kegiatan cut and field untuk perumahan di belakang SMPN 13 Samarinda di Lempake tidak hanya menganggu proses belajar dan mengajar, tapi juga bisa mengancam keberadaan sekolah tersebut dimasa mendatang. Bagian bangunan sekolah yang sudah tidak bisa lagi difungsikan akibat ancama banjir dari kegiatan tambang batubara dan kegiatan cut and field adalah bangunan administrasi sekolah dan kepala sekolah dan ruang guru. Sedangkan dari 18 ruang kelas belajar, tujuh diantaranya bakal tenggelam bila tidak ditinggikan dalam waktu dekat.
Hal itu dikatakan Kepala SMPN 13 Samarinda, Suryanto ketika dikonfirmasi keberadaan sekolahnya setelah ada aktifitas penambangan batubara dan pembukaan kawasan perumahan di dekat sekolahnya. “Sekolah saya itu setiap hujan datang dihantam banjir lumpur,” ujarnya.
Dikatakan, keadaan sekolahnya itu sudah dilaporkan ke Bidang Sarana Dinas Pendidikan Kota Samarinda. Untuk tahun ini ada digelontorkan dana sebesar Rp 500 juta untuk meninggikan lantai bangunan untuk ruang guru, administrasi, dan ruang kepala sekolah. “Pengerjaannya belum karena masih dalam proses lelang,” ujarnya.
Untuk tahun selanjutnya, Suryanto berharap ada tambahan dana untuk meninggikan tujuh ruang belajar sebab posisinya juga rendah.
“Dari 18 kelas yang kita punya, 7 kelas paling rendah posisinya. Kalau tidak ditinggikan bisa-bisa nanti kelas itu dipenuhi pasir setiap hujan datang,” paparnya.
Perusahaan tambang batubara yang aktif melakukan eksploitasi di Kelurahan Lempake tercatat antara lain PT Putra Nusantara Jaya, PT Mahakam Sarana Energi, dan CV Tri Mulia Abadi. Ketiga perusahaan tersebut sudah berkali-kali dikomplain warga Lempake sebagai penyebab banjir dan rusaknya jalan umum, tapi tidak sekalipun ada bimbingan teknis dari Dinas Pertambangan dan Energi Samarinda dan Badan Pengelola Lingkungan Hidup turun ke lapangan memeriksa aktifitas ketiga perusahaan tersebut.
Saat ini Kecamatan Samarinda Utara termasuk kecamatan yang paling rawan bencana banjir dan tanah longsor akibat adanya perubahan bentang alam, baik karena aktifitas tambang batubara maupun dibukanya kawasan untuk perumahan. Dari lima titik rawan banjir di Samarinda Utara tersebut, ada dua titik paling parah, yakni perempatan Jl KH Wahid Hasyim di Kelurahan Sempaja Selatan dan di jalan poros Lempake.
Banjir di perempatan Jl KH Wahid Hasyim menggenangi jalan KH Wahid Hasyim hingga 1000 meter ke Jl A Wahab Syahrani. Warga yang paling menderita adalah yang tinggal di Jl A Wahab Syahrani IV. Sedangkan banjir di jalan poros Lempake menggenangi pemukiman warga di empat rukun tetangga, masing-masing RT 9, 13, 14, dan 15. Setiap curah hujan tinggi sekitar 300 rumah  dimasuki air. Ketinggian air dari permukaan jalan yang sudah ditinggikan berkisar antara 30-50 cm.
“Setelah jalan di Lempake ditinggikan, masih tetap terendam air bila hujan lebat turun. Banjir selain menggenangi pemukiman penduduk juga menganggu proses belajar dan mengajar di SMPN 13 Lempake,” kata Camata Samarinda Utara Yanuar Rahmadani.
Menurut Yanuar, tiga titik rawan bajir lainnya juga berada di Sempaja Selatan yakni di jalan masuk ke Bengkuring sebanyak dua titik dan satu titik lagi ke Bengkuring Raya, yakni diseputar jalan Kastela. Sedangkan kawasan rawan longsor adalah di areal tambang Lana Harita, Sungai Siring.
“Kalau ada tanggul bekas galian tambang jebol, warga juga terkena dampak banjir lumpur,” kata Yanuar.
Kelurahan Lempake kini menjadi kawasan paling rawan bajir karena adanya aktifitas tambang dan pembukaan kawasan untuk perumahan yang meangkibatkan pendangkalan sungai-sungai yang hulunya di Tanah Merah dan melewati KRUS hingga ke depan Kantor Kelurahan Lempake.
Menurut Yanuar, dia sangat banyak menerima komplain dari masyarakat akibat adanya aktivitas penambangan batubara. Ada warga yang mendesak camat untuk menghentikan aktivitas tambang dan ada pula yang minta camat menghentikan keluar masuknya truk kontainer ke jalan lingkungan, serta minta pula camat menjadi mediator apabila ada sengketa antara warga dengan pengusaha tambang.
“Tapi semua permintaan warga itu tidak bisa dipenuhi camat sebab sekarang camat bukan lagi kepala wilayah,” ungkapnya.
Dikatakan pula, kewenangan camat sudah dipangkas sejak adanya UU No 32 Tahun 2004. Camat sekarang tak lebih dari staf dari SKPD  Pemerintah Kota Samarinda.  Dari itu kalau ada komplain dari masyarakat soal tambang dianjurkan menyampaikan ke Dinas Pertambangan. Kalau keberatan truk kontainer masuj jalan lingkungan silakan lapor ke Dinas Perhubungan.
“Tugas camat sekarang lebih pada tugas administratif saja,” kata Yanuar.
Lurah Lempake, Djoko ketika dikonfirmasi membenarkan kini wilayah pemukiman warganya paling rawan banjir. Ketinggian air setiap kali banjir di jalan poros hingga 75 cm, sedangkan di rumah-rumah penduduk bisa ampai 50 cm. Jalan lebih terendam karena posisinya lebih rendah dari lahan persawahan dan pemukiman penduduk.
“Setelah banjir besar bulan lalu, terpaksa pemerintah kota memperbaiki lagi jalan yang rusak. Sedangkan Pemprov Kaltim juga berpartisipasi melakukan pembersihan di anak-anak sungai,” kata Djoko.
Ia juga membenarkan, setiap kali banjir datang, surutnya memakan waktu satu hari lebih. Yang paling lambat surutnya adalah genangan air di jalanan. Sedangkan banjir yang juga menggenangi SMPN 13 Lempake juga sangat meganggu aktifitas belajar dan mengajar. Kalau banjir datang, siswa terpaksa pulang lewat kebun-kebun penduduk karena jalanan sudah terendam air setinggi 75 cm.
“Ada orangtua terpaksa menggendong anaknya pulang lewat kebun,” ujar Djoko. (vivaborneo/to)

BERITA KORAN

Selasa, 26 November 2013

Bhabinkantibmas Sosialisasi di SMPN 13

Tekan Angka Kecelakaan Lalu Lintas Remaja

MELIHAT tingginya angka kecelakaan lalu lintas pada usia remaja, khususnya bagi pengendara di bawah usia 17 tahun yang juga belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
Anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkantibmas) menggelar sosialisasi lalu lintas dengan mengunjungi beberapa sekolah.
Salah satunya di SMP Negeri 13 Jalan RA Kartini Kelurahan Lempake. Pada Senin (25/11) kemarin pukul 07.15 Wita, di halaman sekolah saat upacara bendera yang dihadiri Bhabinkantibmas.
“Ini merupakan program Mabes Polri pada 2013, yakni sosialisasi UU No 29 tentang berkendara di lalu lintas, juga karena meningkatnya kecelakaan lalu lintas dengan berkunjung ke beberapa sekolah,” ungkap Kapolsekta Samarinda Utara, Kompol Musliadi Mustafa melalui Bhabinkantibmas Aiptu Agus Purwadi.
Selama November, Bhabinkantibmas telah mengunjungi sebanyak 16 sekolah, termasuk SMP dan SMA/SMK. “Kunjungan ke sekolah ini untuk menekan tingginya angka kecelakaan berlalu lintas terutama remaja yang masih di bawah umur,” ujarnya.
Ungkapan Polsekta Samarinda Utara ini sangat beralasan. Lantaran kecelakaan dan pelanggaran berkendara didominasi oleh para pelajar dan remaja.
”Karena banyak siswa yang belum mengetahui peraturan dan pola mikir mereka masih labil, sehingga banyak yang berkendara secara ugal-ugalan di jalan tanpa memikirkan risikonya,” tambahnya.
Dengan kegiatan tersebut diharapkan angka kecelakaan lalu lintas menurun. Karena 20 persen angka kecelakaan melibatkan umur di bawah 16 tahun, pada anak di usia sekolah.
Di akhir sosialisasi tersebut, ia juga menyerahkan sejumlah cinderamata berupa topi, kaos, pin bertuliskan “Saya Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas” dan buku UU Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
“Minimal agar mereka bisa tahu tentang peraturan berkendara di lalu lintas dan apabila ditilang mereka bisa tahu pelanggaran apa yang mereka lakukan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 13 Sunyono mengatakan SMPN 13 pun mempunyai program yang bekerja sama dengan subinstansi baik dari kepolisian maupun lainnya. Dalam rangka bersama-sama mendidik para siswanya.(rm-4/soc/ici)